Pemimpin Ber-ide dan Beretika

- Jumat, 11 Februari 2022 | 21:25 WIB

Oleh : M. Taufik Setiaji Yunda *) 


Pemuda dan mahasiswa adalah aset yang dimiliki oleh sebuah bangsa, kedua hal tersebut tentu hal yang berbeda. Namun menjadi pemuda yang sekaligus menyandang sebagai mahasiswa merupakan hal yang patut disyukuri. Oleh karenanya, mahasiswa harus berperan aktif sebagaimana peran dan fungsinya untuk kesejahteraan dalam sebuah bangsa.


Sebagai aktivis kampus di Universitas Gunung Rinjani dan sebagai orang akademis (people oriented), tentu budaya membaca, menulis dan berdiskusi harus ditingkatkan untuk investasi masa depan sebagai bekal dalam mempersiapkan diri menjadi seorang pemimpin. Oleh karenanya, dalam kitab suci Al-Qur'an (Islam) menerangkan bahwa manusia sebagai pemimpin (Khalifah) di muka bumi. Apabila di kaitkan dengan sebuah teori kepemimpinan yang di cetuskan oleh Thomas Carlyle dalam teorinya "the great man theory" menerangkan bahwa pemimpin itu dilahirkan, dikarenakan manusia sejak dilahirkan mempunyai kemampuan yang melekat pada diri pribadi.


Menjadi seorang pemimpin diperlukan suatu proses yang mengarah pada terbentuknya manusia yang memfungsikan diri seutuhnya. Untuk mencapai ke arah kesempurnaan tersebut dibutuhkan dengan mengisi kehidupan.



dengan sebaik baiknya, sinkronisasi kejadian nyata dengan keyakinan dan kebenaran, mengidentifikasi ide ide orisinil perkembangan lingkungan baik yang menyangkut lembaga atau organisasi untuk mencapai keyakinan diri yang autentik. Melihat hal tersebut tentunya ia akan berkaitan dengan peran dan fungsi mahasiswa sebagai guardian of value dan iron stock.


Di dalam bukunya Eileen Rachman di jelaskan bagaimana menjadi pemimpin yang sempurna bahwa untuk menjadi pemimpin yang sempurna tentu mempunyai prinsip dalam berbagai situasi, seorang pemimpin yang berhasil mampu bertindak berdasarkan prinsip yang kukuh, cakap mengontrol dirinya serta konsisten melakukan apa yang ia janjikan. Kualitas kualitas seperti itu tidak didapatkan secara instan, tapi dipupuk secara bertahap sehingga menjadi suatu kebiasaan. Kematangan seorang pemimpin akan menjadi teladan bagi orang lain dan pada akhirnya mengukuhkan kembali nilai nilai luhur.


Pemimpin yang terus menerus belajar dan berpandangan ke depan mau mengevaluasi diri, terbuka terhadap kritik, terus melatih otot berpikir, serta bersikap proaktif dan waspada terhadap berbagai perubahan adalah ciri pemimpin yang bertumbuh. Ia tidak hanya peka terhadap situasi saat ini, tetapi mampu merumuskan visi bagi organisasinya. Ia tidak pesimistis melihat masalah dan tantangan, tetapi menjadikannya sebagai kesempatan untuk belajar dan memperbaiki diri. Dengan demikian, ia mampu memimpin organisasinya dan menciptakan sebuah perubahan dalam lingkaran yang berkeadaban dan menjalaninya dengan penuh antusiasme. Seperti ungkapan Tokoh Indonesia Tan Malaka "terbentur terbentur terbentuk". (*)


 *) Penulis adalah Mahasiswa Hukum Universitas Gunung Rinjani dan Aktivis Kampus

Editor: Seputar NTB.com

Tags

Terkini

X