Pisah Sambut Pemkot Mataram Dengan Kapolresta Mataram
Hadir dalam pisah sambut, Wakil Wali Kota Mataram H. Mohan Roliskana,
Sekretaris Daerah Kota Mataram H. Effendi Eko Saswito, Kapolresta Mataram yang
baru AKBP Muhammad, segenap anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah
(Forkopinda) Kota Mataram, jajaran Ketua dan Anggota DPRD Kota Mataram, jajaran
ketua organisasi wanita Kota Mataram, serta jajaran SKPD lingkup Kota Mataram.
Dalam sambutan perkenalan oleh
Kapolresta Mataram yang baru AKBP Muhammad, dikatakan bahwa sebelum mengemban
jabatan baru menggantikan AKBP Heri Prihanto yang kini mengemban amanah sebagai
Wadir Intelkom Polda Lampung, selama 1,5 tahun dirinya menjabat sebagai
Kapolres Sumbawa. Namun diakui Muhammad, dirinya tidak asing lagi dengan Kota
Mataram karena sebelum berdinas di Polres Sumbawa, dirinya juga pernah
ditugaskan di markas Polda Nusa Tenggara Barat.
“Saya siap melaksanakan tugas
di Kota Mataram, ponsel saya akan on
24 jam, membuka diri dengan semua pihak demi pelaksanaan tugas di Kota
Mataram”, tegasnya.
Sementara dalam sambutan
penerimaannya, Wakil Wali Kota Mataram H. Mohan Roliskana berharap Kapolresta
Mataram yang baru akan dapat bersinergi dengan seluruh pihak terkait di Kota
Mataram untuk memenuhi harapan masyarakat Kota Mataram dalam upaya menjaga
keamanan dan ketertiban lebih baik lagi. Mohan meyakini Kapolresta Mataram yang
baru sudah benar-benar memahami kondisi sosiologis masyarakat Kota Mataram,
dengan kompleksitas permasalahan dan kemajemukan masyarakat di Kota Mataram
yang kerap kali memunculkan masalah klasik seperti konflik-konflik sosial
sebagaimana terjadi di kota-kota lain yang tengah berkembang.
“Diawal masa
kepemimpinan kedua saya dengan Wali Kota, ada sedikit gangguan kamtibmas yang
bisa berdampak masif. Berkat kerjasama dengan semua pihak termasuk dengan
Kapolres lama AKBP Heri Prihanto, semua bisa diatasi dengan baik”, tuturnya.
Kepada Kapolresta Mataram AKBP Muhammad, Mohan menitipkan
pesan untuk memberi perhatian khusus terhadap persoalan minuman keras
tradisional. Minuman keras tradisonal dipandang Mohan sebagai akar konflik
diantara anak-anak muda di Kota Mataram. Konflik pribadi yang berawal dari
minuman keras inilah yang kerap kali ditarik ke konflik yang lebih besar,
bahkan ke arah SARA. Kebijakan dari Pemerintah Kota Mataram untuk hal penjualan
minuman keras tradisional sudah dikeluarkan, setidaknya pedagang tidak lagi
menjualnya secara demonstratif. Dan untuk kebijakan tersebut dibutuhkan
dukungan dari semua pihak, khususnya dari pihak kepolisian.
“Saya percaya pak
Kapolres sudah betul-betul paham. Selamat bertugas menjalankan tugas dan
fungsinya, kami siap berkoordinasi sesuai dengan peran masing-masing untuk
kebaikan masyarakat di Kota Mataram.”, tutupnya. (ft/hm)
Tidak ada komentar
Posting Komentar